Rabu, 11 Juli 2012

2.1.      Strategi Pengembangan Ekowisata
Strategi pengembangan ekowisata dirumuskan untuk dapat menghindari berbagai konflik kepentingan antar masing-masing stakeholder dan untuk menjamin upaya keberlanjutan kawasan konservasi yang menjadi output yang diharapkan dalam penerapan ekowisata.
Adapun strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan ekowisata di daerah Pondok Pesantren Mustafawiyah Purba Baru ini adalah:
·         Perbaikan aksesibilitas menuju kawasan di dalam kawasan objek ekowisata. Dalam hal ini terkait dengan fasilitas sarana dan prasarana.
·         Menjamin keamanan, dalam konteks ini adalah rasa aman melakukan perjalanan ekowisata termasuk di dalam kawasan, misalnya asuransi, dan sebagainya.
·         Pembangunan infrastruktur minimum, dalam hal ini dimaksudkan sebagai infrastruktur dari objek daya tarik wisata seperti tempat peristirahatan, toilet, dll.
·         Membentuk lembaga untuk mengelola kawasan ekowisata.
·         Melakukan promosi untuk memasarkan objek ekowisata.
·          Pemberdayaan masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan kawasan.
·         Mempersiapkan masyarakat dengan memberikan bimbingan seperti pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat tentang ekowisata sehingga dihasilkan pemahaman yang utuh mengenai sumberdaya yang dimilikinya.

BAB III
PENUTUP
1.1.      Saran
Agar pengembangan objek ekowisata pondok pesantren Mustafawiyah Purba Baru ini dapat direlisasikan, maka di harapkan kepada :
1.    Kepada Pemerintah daerah mandailing Natal untuk mempertimbangkan pengembangan ekowista di Kawasan Ponpes Mustafawiyah Purba Baru ini. Mengingat daerah ini memiliki keunikan-keunikan yang dapat mendukung daerah tersebut dijadikan sebagai objek ekowisata.
2.    Masyrakat setempat agar terus memperhatikan keberlanjutan potensi-potensi sumberdaya yang ada di daerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
NN. 2010. Defenisiekowisata.
Tanjung, A. 2010. Musthafawiyah
2.1.      Analisis Keuntungan dan Kerugian dari Pembangunan Ekowisata
Ada beberapa keuntungan dari pengembangan ekowisata di kawasan Ponpes Purba Baru ini, yakni:
1) meningkatkan pengembangan di bidang ekonomi
2) mengkonservasi warisan alam & budaya
3) meningkatkan kualitas kehidupan dalam masyarakat lokal. 
1)          Meningkatkan Pengembangan di Bidang Ekonomi
Kawasan Ponpes Purba Baru bila dikembangkan untuk ekowisata dapat mendorong berkembangnya ekonomi lokal. Karena dengan dijadikannya daerah tersebut sebagai objek ekowisata, maka secara otomatis akan menerapkan peraturan tentang adanya sebuah sistem penetapan biaya masuk yang bertingkat, sehingga wisatawan asing membayar lebih besar daripada masyarakat lokal dan wisatawan domestik, harus adanya produk dan jasa untuk wisatawan sehingga wisatawan dapat menghabiskan uangnya untuk belanja di lokasi tersebut, harus adanya tempat penginapan/homestay, harus adanya pemandu atau jasa-jasa bidang lainnya, harus adanya penjualan makanan dan minuman lokal. Dilihat dari hal-hal tersebut, maka jelaslah bahwa pengembangan ekowisata ini akan memperbaiki perekonomian masyarakat setempat. 
2)          Mengkonservasi Warisan Alam & Budaya
Adanya kegiatan ekowisata di daerah Ponpes Mustafawiyah Purba Baru ini dapat menjadi salah satu faktor kunci dalam mendukung konservasi warisan alam & budaya. Kegiatan ini dapat menghasilkan pendapatan-pendapatan yang dapat digunakan secara langsung untuk membantu memenuhi atau mengimbangi biaya-biaya konservasi, mempertahankan tradisi budaya dan menyediakan pendidikan. Ekowisata yang dikelola dengan baik dan diapresiasikan dengan antusias oleh wisatawan yang masa kini notabene mencari pengalaman berinteraksi dengan lingkungan masyarakat dan budayanya dapat mendorong dalam mengkonservasi atau memulihkan warisan budaya sebuah daerah atau komunitas. Melalui sharing benefit yang menguntungkan masing-masing pihak (antara pengelola & swasta-masyarakat lokal-wisatawan), memicu masyarakat lokal untuk mempertahankan tradisi budaya seperti makanan khas yang disuguhkan dalam rumah makan “Paranginan” di atas. Ketika tradisi-tradisi dan nilai-nilai lokal dipertahankan maka masyarakat semakin didorong untuk memiliki rasa kebanggaan yang lebih besar dalam komunitas/ daerah mereka.
3)           Meningkatkan Kualitas Kehidupan Masyarakat Lokal
Menggambarkan bahwa di daerah Purba baru yang mendapat pemasukan dari wisatawan, tidak hanya menciptakan pekerjaan & meningkatkan pendapatan tetapi juga dapat digunakan untuk mendukung memenuhi kebutuhan masyarakat lokal yang digunakan untuk memperbaiki fasilitas komunikasi dan jalan-jalan, pendidika, pelatihan, dan pelayanan kesehatan.
Pengelolaan ekowisata pada kawasan Pondok Pesantren Purba Baru dapat dilihat sebagai cara untuk membantu masyarakat untuk mempertahankan, atau memerbaiki standar kehidupan dan kualitas kehidupan mereka.
Selain adanya keuntungan dari pengembangan ekowisata, adapula  kerugian yang ditimbulkan yaitu berupa ancaman. Ancaman ini terjadi apabila ekowisata ini tidak dikelola dengan baik. Misalnya masyarakat setempat tidak diikutkan berpartisipasi dalam pengembangan ekowisata ini. Hal ini akan menimbulkan kekecewaan masyarakat. Sehingga upaya untuk pelestarian nilai-nilai budaya dari daerah itu akan sulit dilakukan tanpa adanya dukungan dari masyarakat.
Untuk itu perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan pengembangan ekowisata ini agar ancaman-ancaman yang dikhawatirkan dapat dihindari.
BAB II
PENGEMBANGAN EKOWISATA

2.1.      Prinsip-Prinsip Pengembangan Ekowisata
Secara konseptual, ecotourism merupakan suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. Secara konseptual ecotourism menekankan pada prinsip dasar sebagai berikut yang terintergrasi:
1.    Prinsip konservasi
Pengembangan kawasan Ponpes Pesantren Mustafawiyah Purba Baru dan sekitarnyaa menjadi objek ekowisata harus memiki prinsip konservasi. Prinsip konservasi ini dituntut mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memelihara serta memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya, melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi berkelanjutan. Prinsip konservasi terdiri dari prinsip konservasi alam dan prinsip konservasi budaya.
a)    Prinsip konservasi alam
Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian alam serta pembangunan harus mengikuti kaidah ekologis.
Kriteria konservasi alam antara lain:

  • Mengelola jumlah pengunjung, sarana fasilitas sesuai dengan daya dukung lingkungan daerah Ponpes Mustafawiyah Purba Baru.
  •  Meningkatkan kesadaran dan apresiasi pelaku terhadap lingkungan alam dan budaya.
  • Memanfaatkan sumber daya secara lestari dalam penyelenggaraan kegiatan ecotourism.
  • Meminimumkan dampak negatif yang ditimbulkan, dan bersifat ramah lingkungan.
  • Mengelola usaha secara sehat.

Prinsip konservasi budaya
Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat. 
Kriteria konservasi budaya antara lain:

  • Menerapkan kode etik ekowisata bagi wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata
  • Melibatkan masyarakat setempat dan pihak-pihak lainnya (multi stakeholders dalam menyusun kode etik wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisat
  • Melakukan pendekatan, meminta saran-saran dan mencari masukan dari tokoh/pemuka masyarakat setempat pada tingkat paling awal sebelum memulai langkah-langkah dalam proses pengembangan ekowisat
  • Melakukan penelitian dan pengenalan aspek-aspek sosial budaya masyarakat  setempat sebagai bagian terpadu dalam proses perencanan dan pengelolaan ekoswisata.

2.    Prinsip partisipasi masyarakat
Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-nilai budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat disekitar kawasan Pondok Pesantren Mustafawiyah Purba Baru.
Kriteria partisipasi masyarakat antara lain:

  • Melakukan penelitian dan perencanaan terpadu dalam pengembangan ekowisata
  • Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata
  • Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata
  • Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk bisa menerima atau menolak pengembangan ekowisata
  •  Menginformasikan secara jelas dan benar konsep dan tujuan pengembangan ekowisata.
  • Membuka kesempatan untuk melakukan dialog dengan seluruh pihak yang terlibat (multi-stakeholders) dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata.
  • Membentuk kerjasama dengan masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan dan pencegahan terhadap dilanggarnya peraturan yang berlaku.

3.    Prinsip ekonomi
Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk masyarakat disekitar Pondok Pesantren Purba Baru tersebut dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan pembangunan yang berimbang antara kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak.
Pengembangan ekowisata ini harus mampu memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat setempat dan berkelanjutan.
Kriteria prinsip ekonomi meliputi

  • Membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk membuka usaha ekowisata dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi kegiatan ekowisata agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
  • Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha ekowisata untuk kesejahteraan penduduk setempat
  • Meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam bidang-bidang yang berkaitan dan menunjang pengembangan ekowisata.

4.    Prinsip edukasi
Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kapedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Pengembangan ekowisata juga harus meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya, serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat dan para pihak yang terkait.
Kriteria prinsip edukasi dalam pengembangan produk ekowisata harus:

  •  Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata.
  • Memafaatkan dan mengoptimalkan pengetahuan tradisional berbasis pelestarian alam dan budaya serta nilai-nilai yang terkandung didalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai nilai tambah
  • Memberikan pengalaman yang berkualitas dan bernilai bagi pengunjung. 

5.    Prinsip wisata
Prinsip ekowisata harus dapat memberikan kepuasan pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan. Selain itu pengembangan ekowisata juga harus mampu menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung.
Kriteriari dari prinsip wisata ini adalah:

  • Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah Mandailing karena akan menjadi daya tarik wisata
  • Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung, dan kondisi setempat
  •  Memperioritaskan kebersihan dan kesehatan dalam segala bentuk pelayanan, baik fasilitas maupun jasa.
  • Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang benar.
  • Memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan.

Jumat, 27 April 2012

YUuukkzz..LakUkaN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KAWASAN PONPES MUSTOFAWIYAH PURBABARU MANDAILING NATAL, SUMATERA UTARA...!!!!^_^

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Masyarakat Ekowisata Internasional mengartikan Ekowisata sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggungjawab dengan cara mengonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masayakat lokal (TIES, 2000). Potensi objek ekowisata di Indonesia cukup besar, salah satunya berada di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Provinsi Sumatera Utara. Letak geografis Kabupaten Madina yang strategis berada di antara dua daerah tujuan wisata yang biasa dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara yaitu Bukit Tinggi (Sumatera Barat) dan Danau Toba (Sumatera Utara).  Daerah Madina yang masih alami dan belum terjamah oleh sentuhan para ekowisatawan (ecotourist) baik dari dalam negeri maupun mancanegara, menjadikan Kabupaten Madina sebagai solusi alternatif wisatawan di masa yang akan datang dan sebagai tempat transit maupun daerah tujuan wisata yang wajib dikunjungi setelah Bukit Tinggi maupun Danau Toba.
Salah satu dari sekian banyak yang berpotensi menjadi objek wisata di Mandailing Natal, Pondok Pesantren Mustafawiyah Purba Baru besrta daerah di sekitarnya merupakan tempat yang memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai lokasi objek ekowisata.
Nah...Di bawah ini ada beberapa foto Ponpes yang saya ambil dari beberapa web yang menjadi literatur dalam penulisan postingan kali ini...


Pondok Pesantren Mustafawiyah Purba Baru berlokasi di Jalan Lintas Medan-Padang, Desa Purba baru,  Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara. Pondok santri ini merupakan pondok yang mempunyai ciri khas sendiri dan merupakan salah satu Pondok Pesantren tertua bila dibandingkan dengan pesantren-pesantren lain di Indonesia.
Di Pesantren ini, para santri putra dilatih kemandiriannya dengan membangun pondok tempat tinggal mereka. Ribuan pondok yang terhampar di Desa Purba Baru ini menjadi pemandangan unik di jalan lintas Sumatra. Ada yang merupakan bangun sederhana dengan atap rumbia dan dinding papan, tapi ada juga yang membangun dengan model mutakhir, bahkan tak sedikit yang bertingkat dua atau tiga. Yang menarik, walau mereka bangun dengan model mutakhir, tetap dengan penerangan lampu sumbu dan beralaskan tikar pandan. Dipondok inilah para santri-santri tinggal untuk memperdalam ilmu agamanya di Pesantren Musthafawiyah yang didirikan oleh H. Musthafa Husein Nasution.

Gbr. Gubuk-gubuk tempat tinggal santri

Para turis mancanegara tertarik melihat keberadaan gubuk-gubuk kecil berukuran 1,5 x 2,5 meter yang berbaris di sepanjang jalan, digunakan sebagai tempat tinggal santri yang berasal dari berbagai daerah di negeri ini. Keberadaan gubuk-gubuk kecil sebagai tempat santri dididik untuk hidup mandiri membuat kesan yang agak asing, dan didukung jumlah santri yang mencapai 8000 orang membuat suasana Ponpes Purba Baru menarik untuk disinggahi.
Selain ketertarikan akan keunikan pesantren ini, masih berada disekitar lokasi pesantren terdapat sebuah sungai yang disebut “Aek Singolot” yang airnya bening, dan terdapat batu-batu besar  yang membelah aliran sungai serta berarus deras menawarkan keindahan alam yang eksotik. Yang menjadikan sungai ini berbeda dengan sungai lainnya adalah airnya yang terasa sepat karena mengandung kesadahan yang cukup tinggi.
Air sadah merupakan air dengan kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Inilah yang menyebabkan sabun tidak akan menghasilkan busa atau hanya menghasilkan sedikit sekali busa. Akan tetapi walupun sungai ini mnyebabkan pemborosan penggunaan sabun, sungai ini merupakan salah satu tempat berlangsungnya aktifitas MCK oleh para santri dan masyarakat di sekitarnya.
Yang tidak kalah menarik, tak jauh dari lokasi Ponpes, terdapat rumah makan yang menyuguhkan hidangan khas Mandailingnya yang nikmat. Rumah makan itu berdesain seperti pondokan-pondokan beratap ijuk didirikan di tepi “Aek Singolot” (Sungai Singolot).

Di seberang rumah makan yang dibatasi sungai itu berjejer pepohonan yang hampir semuanya adalah pepohonan karet. Terkadang tampak gerombolan kera berkeliaran di sana. Pepohonan karet yang rimbun menyerupai hutan itu plus suara aliran sungai yang gemericik tak pernah berhenti sungguh membuat suasana sangat teduh dan nyaman, meski cuaca sedang terik sekalipun. Tak heran, nafsu makan sering bertambah saat bersantap di tempat ini.
Menu andalan rumah makan yang bernama “Pondok Paranginan” ini adalah “Kopi Mandheling” atau sering juga disebut Kopi takar (batok kelapa) karena batok/tempurung kelapa yang dijadikan sebagai wadah penyajiannya. Batok bukan sembarang batok. Batok kelapa yang ini terbuat dari batok kelapa gading yang dibentuk seperti cangkir lengkap dengan tatakannya. Yang uniknya lagi, kopi khas Madina itu disajikan dalam cangkir batok tersebut dengan sebatang kayu manis dimasukkan ke dalamnya, persis seperti sedotan dan memang difungsikan sebagai sedotan untuk menikmati rasa kopinya yang khas. Sebuah perpaduan rasa kopi Mandheling dan kayu manis yang unik. Tidak terlalu manis dan hangat sampai ke perut akan membuat para penikmatnya ketagihan.
Gbr. Kopi Mandheling...hmmm...nikmat'aaaa...!!

Selain Kopi Takar, menu khas Mandailing lainnya juga bisa dinikmati di sini, diantaranya “sambal tuktuk”, gulai “bulung gadung na i duda” (daun ubi tumbuk).
                                                                                         
Berdasarkan keunikan-keunikan di atas, diharapkan bisa menjadi sebuah pertimbangan bahwa kawasan Ponpes Mustofawiyah Purba Baru sekitarnya dapat dijadikan menjadi salah satu lokasi pengembangan objek ekowisata.

1.2.      Tujuan
          Adapun tujuan daerah tersebut dijadikan objek wisata adalah sebagai berikut.
1. Ekonomi masyarakat disekitarnya akan terbantu dan dapat mendorong masyarakat dalam melestarikan keunikan-keunikan alam dan budaya yang ada di daerah tersebut
2. Untuk membantu Pondok Pesantren Mustafawiyah Purba Baru dalam mengkomunikasikan keberadaanya kepada publik.
3.    Agar nilai-nilai religi di dareah tersebut tetap terjaga.


^_^
HaLak MandaiLing Do Aw Kawaaannn..!!!
HORAAASSSSS,,,,!!!
^_^


Selasa, 03 Mei 2011

EDIT TOPOLOGY

Pengertian Topology
Topology adalah pendefinisian secara matematis yang menerangkan hubungan relative antara objek yang satu dengan objek yang lain. Dalam GIS topology didefinisikan oleh user sesuai dengan karakteristik data seperti line, polygon maupun point/titik. Setiap karakteristik data tertentu mempunyai rule/aturan tertentu. Rule atau aturan tersebut secara default telah disediakan oleh software GIS.
Sebagai contoh untuk objek type polygon aturan yang umum di berlakukan
adalah :
1. Antar Polygon tidak boleh saling bertampalan (overlap)
2. Antar Polygon tidak boleh ada celah (gap).

Aturan Topology (Rule of Topology)
Untuk menghasilkan data yang benar sesuai dengan konsep GIS, ArcGIS
menyediakan fasilitas filtering untuk melakukan checking(query) kesalahan secara otomatis dan melakukan editing (validasi) spasial dan attribute. Dapat dibayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan jika kita melakukan checking kesalahan secara manual. Editing topology bisa dilakukan secara serentak atau satu persatu sesuai dengan jenis rule yang kita terapkan dan sesuai dengan jenis koreksi yang dilakukan.
Aturan Topoogy secara lengkap dapat dipelajari lebih lanjut pada Editing
ArcMapEditing TopologyTopology Rules

Koreksi Topology
Polygon
1. Must Not Overlap
Subtract: Menghapus bagian yang overlap dari masing2 feature dan akan
meninggalkan area yang kosong pada daerah error. Perbaikan ini bisa
diterapkan ke satu atau lebih kesalahan yang terjadi (terselesi) pada aplikasi rule
Must Not Overlap errors.
Merge: Menambah/menggabung feature dari feature overlap yang melangar aturan yg dipakai. Pemilihan feature tergantung justifikasi kita mana yg akan dipilih sebagai feature yang dianggap salah. Koreksi ini bisa diterapkan pada satu kesalahan Must Not Overlap saja.
Create Feature: Membuat polygon baru diluar kesalahan yang terjadi dan
menghapus kesalahan yang ada. Koreksi ini bisa diterapkan ke satu atau lebih kesalahan yang terselect oleh penerapan aturan Must Not Overlap errors.

2. Must Not Have Gap
Create Feature: Membuat polygon baru dari garis batas yang saling membentuk polygon kosong (gap). Koreksi ini bisa diterapkan pada satu atau lebih kesalahan pada penerapan aturan Must Not Have Gaps errors.
Line
1. Must Not Overlap
Substract: Menghapus segmen line yang overlapping dari feature2 yang
membentuk kesalahan. Anda harus melakukan seleksi lebih dulu sebelum
menghapus obyek dimaksud. Koreksi ini dapat diterapkan pada satu kesalahan Must Not Overlap saja.

2. Must Not Intersect
Subtract: Menghapus segmen line yang overlapping dari feature2 yang
membentuk kesalahan. Anda harus melakukan seleksi lebih dulu sebelum
menghapus obyek dimaksud. Koreksi ini dapat diterapkan pada satu kesalahan Must Not Intersect saja.
Split: Memotong feature line yang saling berpotongan menjadi 4 segmen garis. Koreksi ini bisa diterapkan pada satu atau lebih kesalahan Must Not Intersect.

3. Must Not Have Dangles
Extend: Menyambung dangle pada akhir segmen line ke feature di depannya sepanjang toleransi jarak snapping terpenuhi. Jika tidak masuk dalam toleransi jarak snapping, maka dangle akan tetap dipertahankan (tidak berubah), hanya obyek yang terselek yg akan di validasi. Koreksi ini dapat diterapkan ke satu atau lebih kesalahan Must Not Have Dangles.
Trim: Menghapus feature line jika dangle (point) pada akhir intersection line masuk dalam toleransi jarak snapping yg diterapkan. Koreksi ini dapat diterapkan ke satu atau lebih kesalahan Must Not Have Dangles.
Snap: Akan menyatukan dangle line ke line terdekat yang masuk dalam toleransi jarak snapping, target line sendiri posisinya tetap. Akan dicari endpoint terlebih dulu, vertex dan pada akhirnya garis. Koreksi ini dapat diterapkan ke satu atau lebih kesalahan Must Not Have Dangles.

Points
Pada jenis kesalahan points hanya ada dua koreksi yang bisa dilakukan yaitu membiarkannya atau menghapus feature yang dianggap salah.

Edit Topology
Sebelum melakuka Edit Topology, terlebih dahulu kita membangun suatu Topology baru pada Geodatabase.
Langkah-langkahnya adalah sbb:
1. Buka ArcMap kemudian Klik OK

2. Pilih tool ArcCatalog sehingga muncul tampilan seperti ini

3. Klik kanan pada file yang akan dibuat topology -- New -- Personal Geodatabase


 4. Klik kanan pada folder Personal Geodatabase yang telah dibuat---New---Feature Dataset

5. Tulis name--Next--pilih sistem koordinat--Next--Next--Finish
6. Klik kanan pada Feature dataset yang telah terbentuk---Import--Feature Class (Single)

7. Input Feature Shape filenya dan tulis nama file di output fature---klik OK--tunggu sampai proses selesai---Close

 8. Klik File--new--topology sehingaa muncul tampilan ini





9. Next--Next--Select Feature--Next--Next--add rule--pilih Must Not Overlap dan must not Gaps--Next--Finish. Tunggu sampai proses selesai, klik Yes, kemudian tunggu sampai proses validasi selesai












10. Lakukan Edit Topology dengan membuka ArcMap--Add hasil proses topology
11. Jangan Lupa mengaktifkan Edit tool Topology terlebih dahulu dan mulailah mengedit.


By : HusNha_Nha ciEbUaN
^_^

JaNg LuphA KomENt'a eeaa.....

Senin, 02 Mei 2011

DIGITASI PETA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW GIS

1.1 Pengertian

GIS merupakan suatu bidang kajian ilmu yang relatif baru yang dapat digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu sehingga berkembang dengan sangat cepat. Berdasarkan International GIS Dictionary atau directory internasional GIS, pengertian dari GIS adalah a computer system for capturing, managing, integrating, manipulating, analysing and displaying data which is spatially referenced to the Earth. Tentunya masih banyak definisi atau pengertian lain dari GIS yang juga disosialisasikan oleh pakar-pakar GIS dari berbagai displin ilmu. Sebagai perbandingan, ESRI sebagai suatu vendor besar yang bergerak dalam bidang GIS mendefinisikan GIS sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-muhktahirkan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang mempunyai referensi geografi. Secara umum, berdasarkan definisi-definisi yang data tersebut, satu fungsi dari GIS yang sangat penting adalah kemampuan untuk menganalisis data, terutama data spasial yang kemudian menyajikannya dalam bentuk suatu informasi spasial berikut data attributnya. 

Arcview merupakan salah satu perangkat lunak desktop sistem informasi geografis (SIG) dan pemetaan yang telah di kembangkan oleh ESRI (environmental sistem researc institute, inc), dimana user dapat melakukan visualisasi, explorasi, menjawab queri, menganalisis data secara geografis dan sebagainya.

Digitasi adalah proses merubah data analog (peta kertas) ke dalam format digital (peta digital).

Cara kerja digitasi / pengeditan peta ini adalah antara lain sebagai berikut:

1. Simpan peta pada komputer dengan nama sesuai keinginan Anda (misal: peta 50 kota)
2. Buka program arc view pada komputer
3. Menampilkan peta hasil scan dengan klik tombol add theme dan merubah format data dari feature data saurce menjadi image data saurce lalu memilih peta hasil scan yang dimaksud.

4. Setelah peta hasil scan (citra) berhasil ditampilkan, tahapan berikutnya adalah mengrektifikasi/ meregister citra. Tujuannya adalah untuk memberikan skala yang benar pada citra dengan jalan memberikan koordinat bumi (koordinat geografi atau UTM) kepada citra. Hal ini berguna untuk keperluan penghitungan jarak dan luas dengan benar. Caranya adalah dengan mengaktifkan extention register and transform dari menu File -> extention -> register and transform tool

5. Melakukan Register and Transform Tool dengan cara mengaktifkan vasilitas register and transform tool dari menu view untuk memberi koordinat sesusi koordinat lapangan pada citra

6. Meletakkan titik ikat dengan mengaktifkan icon S (source) sebagai sumber titik ikat yang akan di register. Isikan koordinat X pada kolom destinaton X, dan koordinat Y pada kolom destination Y.

7. Isikan sampai 4 titik ikat, lalu simpan koordinat tersebut dengan menekan write word file, simpan dengan nama yang sama dengan citra (file gambar) maka citra telah di register terhadap nilai koordinat masukan tadi.

Gambar (image) dapat digunakan sebagai background untuk mendigitasi layer atau theme sesuai thema dari background.
Untuk meregister file gambar (image) yang lain dengan menggunakan tekhnik register image (pada view in) to image (pada view out). Dengan catatan bahwa dua image tersebut mencakup daerah yang sama.

8. Isikan untuk 4 titik ikat, dengan meletakkan source pada imagi yang akan di register dan destination pada image yang telah memiliki koordinat, dengan syarat bahwa titik ikat yang digunakan merupakan objek yang tampak pada kedua image tersebut.

Simpan koordinat tersebut dengan menekan Write World File. Simpan dengan nama yang sama dengan image yang diregister.

9. Setelah peta hasil scan sudah direktifikasi kemudian mulai mendigit dengan membedakan tiap jenis data yang akan didigit (data titik/point, data garis/line dan data area/polygon). Caranya adalah dengan memilih menu View  New Theme


Kemudian memilih jenis data yang akan didigit (poin, line atau poligon.

10. Khusus untuk mendigit LINE dan POLYGON sebelum mulai menggambar terlebih dahulu diatur Snap Distance-nya, hal ini berguna untuk menyambung garis secara otomatis dalam radius Snap yang dibuat. Caranya yaitu mengaktifkan tombol Snap Distance (di dalam kanvas putih klik kanan tahan kemudian posisikan pada Enable General Snapping), setelah itu akan muncul tombol klik tombol tersebut untuk membuat jarak radius.

11. Setelah itu mulai mendigit kenampakan satu persatu sesuai theme/temanya. Caranya dengan menelusuri (tracking) obyek titik, garis atau poligon. Beberapa fungsi lain seperti pan, zoom out, zoom in, undo, delete last point dsb. Dapat diperoleh dengan jalan klik kanan mouse di dalam kanvas obyek.
12. Menggunakan fasilitas menu Edit pada saat mendigitasi peta terutama pada digitasi dua polygon.

Catatan :
Pada saatmelakukan digitasi apabila posisi kursor sudah berada di tepi, posisikan kembali kursor ketengah layar dengan cara melakukuan klik kanan pada mouse dan memilih menu pan.

Selasa, 12 April 2011

Global Positioning System (GPS) tU ApA yAch???

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yangdimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.

Sejarah GPS
Awalnya ide ini berasal dari seseorang di masa lampau yang berpikir, bagaimana keberadaan kita saat ini, lokasinya dimana, dan akan pergi ke suatu tempat yang tentunya memerlukan kejelasan lokasi tempat yang tepat. Terkadang, hanya menyebutkan alamat suatu tempat, belum tentu kita menemukan posisi yang dimaksud oleh alamat tadi. Ataupun ada kesamaan alamat bisa terjadi pula. Hal inilah tentunya salah satu yang mendasari munculnya GPS.
Sistem Navigasi dan posisi merupakan hal yang penting dalam berbagai aktifitas dan prosesnya sampai saat ini masih dianggap suatu hal yang rumit. Selama bertahun-tahun perkembangan teknologi berusaha menyederhanakan urutan suatu aplikasi teknologi, tetapi penyederhanaan prosespun terkadang merugikan kita juga.
Akhirnya, Departemen Pertahanan Amerika Serikat memutuskan bahwa militer mereka harus mempunyai suatu bentuk teknologi yang sangat teliti mengenai suatu posisi yang tepat dari suatu lokasi apapun yang ada di permukaan bumi ini. Kebetulan waktu itu mereka mempunyai dana segar senilai 12 juta dollar, dan tentunya hal ini dijadikan modal untuk membangun suatu teknologi mutakhir yang baik.
Kenapa Departemen Pertahanan Amerika mengembangkan GPS ? Pada waktu itu ada sejenis perlombaan senjata dari ICBM, menjadi suatu hal yang menarik dalam hal menentukan lokasi tepat dari lokasi misil yang ditembakkan oleh musuh. Tentunya dengan mengetahui dengan mengetahui lokasi secara tepat, kita bisa menghancurkan musuh tersebut beserta seluruh perangkat persenjataan mereka.
Hal tersebut tidaklah terlalu sulit waktu itu untuk menemukan lokasinya, apabila lokasi peluncuran senjata itu berada di daratan, dimana waktu itu kebanyakan misil darat berasal dari daratan uni soviet. Akan tetapi sebagian besar jenis senjata nuklir, ternyata ditembakan dari arah lautan. Tentunya untuk mempertahankan kekuasan amerika, mereka harus menemukan cara bagaimana menemukan posisi tepat, walaupun itu berada di tengah samudera yang luas dalam hitungan jam. Dan mereka menemukan GPS. GPS atau global positioning system, merupakan suatu system yang merubah system navigasi sampai saat ini.
Differential GPS merupakan suatu bentuk kerjasama dari dua receiver GPS, satu receiver GPS posisinya diam dan receiver GPS lainnya bergerak menyusuri area yang akan dipetakan posisinya. Jadi satu receiver GPS merupakan base station (reference GPS) dan receiver GPS lain menjadi rover GPS. Perlu diingat, untuk Differential GPS, tidak hanya terbatas menggunakan 2 receiver GPS saja, Anda bisa menggunakan 3, 4 atau berapapun receiver GPS. Yang penting ada salah satu yang harus menjadi GPS reference / base station-nya.
Teknologi GPS ini memiliki banyak satelit. Satu buah satelit yang mengitari bumi pada ketinggian 20.000 km hanya dapat meng-cover seper lima dari permukaan bumi.
Dengan jumlah 31 satelit yang mengitari bumi paling tidak ada 8 hingga 12 satelit yang dapat mengirim sinyal secara bersamaan ke satu titik di bumi. Semakin banyak sinyal yang diterima oleh receiver GPS di bumi semakin akurat data dan informasi yang tersaji. Karena semua sinyal yang diterima itu saling mengoreksi satu sama lain yaitu dengan cara menghitung posisi satelit, selisih sudut dan waktu pengirimannya.

Perhatikan gambar dibawah.
Sebuah posisi di bumi selalu terhubung (garis putus-putus) dengan beberapa satelit saling bergantian.Perhatikan sebuah titik dibumi yang bergerak (warna biru). Titik tersebut selalu terpantau (ditandai dengan garis hijau putus-putus) oleh satelit GPS yang mengorbit di langit. Satelit yang terhubung itu (berwarna hitam) jumlahnya selalu berubah tergantung posisi titik dan posisi satelit di langit.Bila satelit tidak terhubung warnanya merah
Adapun kelebihan gps antara lain, Gps untuk navigasi.
aplikasi gps di bidang militer pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa bagian misalnya, pemetaan (penentuan posisi titik-titik target terutama pada masalah topografi angkatan darat, pencitraan, foto udara, dan beberapa analisis spasial yang ditujukan untuk mendukung perencanaan operasi), navigasi, tracking (monitoring atau pemantauan), atau bahkan sebagai tools penuntun posisi-posisi sasaran peluru kendali, rover, uav, dan auv cthny bisa di lihat di toko gps. Navigasi sering kali dilakukan oleh personel militer yang sedang menempuh perjalanan dari suatu tempat ke tempat-tempat lain yang menjadi targetnya. Oleh karena itu, dengan mengkombinasikan peta, kompas, dan gps (receiver), maka proses navigasi menjadi lebih mudah dan menyenangkan bagi siapapun.
Demikian pula bagi personel militer yang bergerak dengan menggunakan platform (kendaraan), bila menggunakan peta (terutama dijital) dan gps (receiver), navigasinya menjadi jauh lebih mudah, menyenangkan, dan cepat
Sedangkan kekurangan gps :(1)Penggunaan gps untuk mengetahui posisi yang mengandalkan setidaknya tiga satelit ini tidak selamanya akurat. (2)Terkadang, dibutuhkan satu satelit untuk memperbaiki sinyal yang diterima. Ketidakakuratan posisi yang ditunjukkan. (3)Gps ini dipengaruhi oleh posisi satelit yang berubah dan adanya proses sinyal yang ditunda. Kecepatan sinyal gps ini juga seringkali berubah karena dipengaruhi oleh kondisi atmosfer yang ada produk gpsny bisa di lihat di toko gps. Selain itu, sinyal gps juga mudah berinteferensi dengan gelombang elektromagnetik lainnya.
GPS memiliki beberapa jenis, diantaranya:
Jenis Tracking System
Ada berbagai jenis kendaraan sistem pelacakan tersedia. Untuk pengguna individu, yang paling umum adalah sistem on-board sistem navigasi GPS yang menggunakan teknologi untuk memberikan yang terbaik rute dari titik A ke titik B. Lain-lain sistem GPS dipasang ke mobil dan kendaraan memantau posisi kendaraan setiap saat (biasanya waktu inci dari kendaraan dari posisi real-time) dan sangat berguna bagi manajemen armada. Banyak perangkat GPS dapat diaktifkan jika terjadi kecelakaan, sinyal darurat ke layanan yang tepat lokasi kendaraan. Hal ini berguna jika kendaraan telah meninggalkan jalan dan tersembunyi dari pandangan atau crashed di lokasi terpencil.
Real Time Pelacakan
Baik sistem pelacakan GPS memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sebuah 'real-time' jaringan nirkabel yang memungkinkan informasi melalui representasi visual. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memastikan bahwa mereka mengambil rute yang benar seperti yang ditunjukkan oleh sistem. Manajer untuk Armada anda, tapi juga memungkinkan untuk mendapatkan lokasi apapun armada kendaraan setiap saat, memberi mereka kemampuan untuk menuju lokasi terdekat.

Contoh-contoh GPS:






A. Kemampuan GPS
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun system penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu.
Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.

B. Produk yang diberikan GPS
Secara umum produk dari GPS adalah posisi, kecepatan, dan waktu. Selain itu ada
beberapa produk lainnya seperti percepatan, azimuth, parameter attitude, TEC (Total Electron Content), WVC (Water Vapour Content), Polar motion parameters, serta beberapa produk yang perlu dikombinasikan dengan informasi eksternal dari sistem lain, produknya antara lain tinggi ortometrik, undulasi geoid, dan defleksi vertikal.

C. Segmen Penyusun Sistem GPS
Secara umum ada tiga segmen dalam sistem GPS yaitu segmen sistem kontrol, segmen satelit, dan segmen pengguna. Satelit GPS dapat dianalogikan sebagai stasiun radio angkasa, yang diperlengkapi dengan antena-antena untuk mengirim dan menerima sinyal –sinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini selanjutnya diterima oleh receiver GPS di/dekat permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi posisi, kecepatan, maupun waktu. Selain itu satelit GPS juga dilengkapi dengan peralatan untuk mengontrol attitude satelit.
Satelit-satelit GPS dapat dibagi atas beberapa generasi yaitu ; blok I, blok II, blok IIA, blok IIR dan blok IIF. Hingga april 1999 ada 8 satelit blok II, 18 satelit blok II A dan 1 satelit blok II R yang operasional.
Secara umum segmen sistem kontrol berfungsi mengontrol dan memantau operasional satelit dan memastikan bahwa satelit berfungsi sebagaimana mestinya Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit GPS di manapun berada. Dalam hal ini alat penerima sinyal GPS ( GPS receiver ) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal -sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan waktu.
Komponen utama dari suatu receiver GPS secara umum adalah antena dengan pre-amplifier, bagian RF dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal, pemroses mikro untuk pengontrolan receiver, data sampling dan pemroses data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu daya, unit perintah dan tampilan, dan memori serta perekam data.

D. Prinsip penentuan posisi dengan GPS
Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit.

E. Tipe alat (Receiver ) GPS
Ada 3 macam tipe alat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat ketelitian (posisi) yang berbeda-beda. Tipe alat GPS pertama adalah tipe Navigasi (Handheld, Handy GPS).Tipe nagivasi harganya cukup murah, sekitar 1 - 4 juta rupiah, namun ketelitian posisi yangdiberikan saat ini baru dapat mencapai 3 sampai 6 meter.
Tipe alat yang kedua adalah tipe geodetik single frekuensi (tipe pemetaan), yang biasa digunakan dalam survey dan pemetaan yang membutuhkan ketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan beberapa desimeter.
Tipe terakhir adalah tipe Geodetik dual frekuensi yang dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai milimeter. Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan jaring titik kontrol, survey deformasi, dan geodinamika. Harga receiver tipe geodetik cukup mahal, mencapai ratusan juta rupiah untuk 1 unitnya.

F. Sinyal dan Bias pada GPS
GPS memancarkan dua sinyal yaitu frekuensi L1 (1575.42 MHz) dan L2 (1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima (receiver GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur ”Anti-Spoofing” diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y.
Ketika sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal tersebut akan terganggu oleh konten dari atmosfer tersebut. Besarnya gangguan di sebut bias. Bias sinyal yang ada utamanya terdiri dari 2 macam yaitu bias ionosfer dan bias troposfer. Bias ini harus diperhitungkan (dimodelkan atau diestimasi atau melakukan teknik differencing untuk metode diferensial dengan jarak baseline yang tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan solusi akhir koordinat dengan ketelitian yang baik. Apabila bias diabaikan maka dapat memberikan kesalahan posisi sampai dengan orde meter.

G. Error Source pada GPS
Pada sistem GPS terdapat beberapa kesalahan komponen sistem yang akan mempengaruhi ketelitian hasil posisi yang diperoleh. Kesalahan-kesalahan tersebut contohnya kesalahan orbit satelit, kesalahan jam satelit, kesalahan jam receiver, kesalahan pusat fase antena, dan multipath. Hal-hal lainnya juga ada yang mengiringi kesalahan sistem seperti efek imaging, dan noise. Kesalahan ini dapat dieliminir salah satunya dengan menggunakan teknik differencing data.

H. Metoda penentuan posisi dengan GPS
Metoda penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu metoda absolut, dan metoda diferensial. Masing-masing metoda kemudian dapat dilakukan dengan cara real time dan atau post-processing. Apabila obyek yang ditentukan posisinya diam maka metodenyadisebut Statik. Sebaliknya apabila obyek yang ditentukan posisinya bergerak, makametodenya disebut kinematik. Selanjutnya lebih detail lagi kita akan menemukanmetoda-metoda seperti SPP, DGPS, RTK, Survei GPS, Rapid statik, pseudo kinematik, dan stop and go, serta masih ada beberapa metode lainnya.

I. Ketelitian Posisi yang diperoleh dari Sistem GPS
Untuk aplikasi sipil, GPS memberikan nilai ketelitian posisi dalam spektrum yang cukup luas, mulai dari meter sampai dengan milimeter. Sebelum mei 2000 (SA on) ketelitian posisi GPS metode absolut dengan data psedorange mencapai 30 - 100 meter. Kemudian setelah SA off ketelitian membaik menjadi 3 - 6 meter. Sementara itu Teknik DGPS memberikan ketelitian 1-2 meter, dan teknik RTK memberikan ketelitian 1-5 sentimeter. Untuk posisi dengan ketelitian milimeter diberikan oleh teknik survai GPS dengan peralatan GPS tipe geodetik dual frekuensi dan strategi pengolahan data tertentu.

J. Aplikasi-aplikasi Teknologi GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia pada saat ini, baik di darat, laut, udara, maupun angkasa. Antara lain dalam bidang:
Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.
Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sistem Informasi Geografis
Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
Sistem pelacakan kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bamtuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
Pemantau gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik
Disamping aplikasi-aplikasi di atas, bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup marak saat ini antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi. Di Indonesia sendiri penggunaan GPS sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu dan terus berkembang sampai saat ini baik dalam volume maupun jenis aplikasinya.



"JaLani HidUp nE dg smUa kmampUAn yG kiTA miliki"
"LakUkaN yG trbaEg for yuorsELf n fOr OrNg_oRNg yG U saiaNgii..!!"
Chaaayooo!!!!
keEp smiLe
^_^

Template by:

Free Blog Templates